Ki Hadjar Dewantara Award untuk Bangkalan



Dunia pendidikan selalu melahirkan sosok-sosok muda berbakat yang mampu memberikan kontribusi signifikan. Salah satu contohnya adalah Reva Rensila Iasha, Guru SMPN 1 Kwnyar. seorang individu muda yang berhasil mencuri perhatian dunia pendidikan internasional. Melalui ketekunan dan kreativitasnya, Reva berhasil meraih kesempatan emas untuk menjadi pembicara pada SEAQIS International Conference in Science Education 2024, sebuah ajang bergengsi yang merupakan bagian dari Ki Hadjar Dewantara Award.

 

SEAQIS International Conference in Science Education 2024 merupakan sebuah konferensi internasional yang bertujuan untuk berbagi praktik terbaik dalam bidang pembelajaran sains yang inovatif. Konferensi ini juga menjadi wadah bagi para pendidik, dosen, peneliti, dan mahasiswa untuk saling bertukar pikiran dan ide-ide segar. Untuk dapat menjadi pembicara dalam konferensi ini, peserta harus melalui seleksi yang ketat, salah satunya adalah dengan mengirimkan esai abstrak yang berkualitas.


Ibu Reva Rensila lasha, S.Pd., Gr., M.Pd, dengan semangat yang membara, memutuskan untuk mengikuti seleksi menjadi pembicara pada konferensi tersebut. Ia diberikan tugas untuk menyusun sebuah esai abstrak yang mampu menggambarkan ide-ide inovatifnya dalam bidang pendidikan sains. Esai abstrak ini harus mampu bersaing dengan ratusan esai lainnya yang berasal dari berbagai negara.


Mengerahkan seluruh kemampuannya, Ibu Reva menyusun esai abstrak yang terbaik. Ia melakukan riset mendalam, menganalisis berbagai literatur, dan merumuskan ide-ide orisinal. Setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan, akhirnya Reva berhasil menyelesaikan esai abstraknya yang membahas tentang Orion: Artificial Intelegence yang merupakan salah satu alat bantu dalam media pembelajaran interaktif yang berbeda dengan AI lainnya. Orion di kembangkan oleh I Kadek Mariasa yang merupakan rekan Reva pada beasiswa Microcredential Harvard University CS50x Digital Skill For Teacher. Mereka membuat cooding dan di terapkan di sekolah. Esai tersebut kemudian dikirimkan untuk mengikuti seleksi.


Hasil yang diraih Ibu Reva pun sungguh membanggakan. Esai abstrak yang ia buat berhasil menarik perhatian dan terpilih sebagai salah satu yang terbaik. Tidak hanya itu, Reva juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan esai abstraknya menjadi full paper bersama dengan 30 orang terpilih lainnya yang berasal dari berbagai negara, universitas, sekolah, dan instansi lainnya. Kesempatan ini tentu saja menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Reva untuk belajar dan berkolaborasi dengan para ahli di bidang pendidikan sains. Puncak dari pencapaiannya adalah ketika Reva akhirnya terpilih menjadi pembicara pada SEAQIS International Conference in Science Education 2024. PGRI ingin terus bisa mendukung semua Pendidik dan tenaga Pendidikan Bangkalan bergerak menuju generasi emas Indonesia.

Komentar

Postingan Populer